Kasus Kematian 1 Keluarga di Kalideres Menarik Perhatian Publik – Kasus kematian empat orang dalam satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, yang belum terungkap telah “memberi ruang” bagi beragam spekulasi liar publik yang belum bisa dibuktikan, kata kriminolog dan pengamat media.Kriminolog dari baccarat online Universitas Indonesia, Joasis Simon, mengatakan polisi perlu segera mengungkap kasus ini secara transparan, sebab spekulasi liar yang bermunculan itu dianggap “tidak adil” bagi korban dan keluarganya. Menurut Joasis, kasus ini mulanya begitu menarik perhatian publik karena sempat muncul narasi “kelaparan” sehingga mengagetkan publik. Joasis menambahkan bahwa dalam pembahasan ini juga tampak perbedaan persepsi soal “kelaparan” berdasarkan hasil forensik dengan “kelaparan” versi yang dipahami publik. Hasil forensik yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan ada bekas makanan di lambung korban, kata Joasis adalah sebuah fakta dalam penyidikan. Namun persepsi publik soal “kelaparan” itu bisa berbeda dan cenderung mengagetkan.
Seiring berkembangnya temuan-temuan penyidikan, seperti bagaimana keempat orang tersebut ternyata tidak meninggal bersamaan, muncul ruang untuk menggali potensi adanya motif atau penyebab lainnya. Dugaan kelaparan, menurut Joasis, kemudian menjadi “terlalu aneh” mengingat profil keluarga ini membuat agak sulit mempercayai bahwa mereka begitu kesulitan sampai kelaparan. “Kemudian dikaji lah dari sisi kriminal, kesengajaan, pengabaian, pembiaran dan sebagainya, bahkan berkembang ke keyakinan dan paham tertentu yang mungkin masih melatarbelakangi atau memicu kejadian ini, yang jadi motif dari kejadian ini. Itu masih menjadi teka-teki, menarik buat orang-orang karena sampai sekarang belum terungkap,” jelas Josias.
Hasil Penelusuran Polisi
Joasis menilai berdasarkan temuan-temuan awal yang didapat rtp slot hari ini polisi sejauh ini, kasus ini memang “tergolong unik”. Tetapi untuk melihat apakah kasus ini tergolong sebagai kasus kriminal biasa maupun tidak, sangat bergantung pada motif yang masih perlu diungkap oleh polisi. Misteri yang masih melingkupi kasus ini pun memicu banyak spekulasi yang muncul di media sosial. Mulai dari yang mengaitkannya dengan sekte tertentu, sampai menyandingkannya dengan kasus kematian Burari di India. Bagi Joasis, masih terlalu dini untuk mengaitkan peristiwa ini dengan spekulasi-spekulasi itu.
“Kasusnya memang bisa dibilang cukup unik untuk mendapat perhatian yang cukup besar, karena ada unsur ‘kelaparan’ itu, masa di zaman sekarang masih ada yang mati kelaparan? Itu yang membuat orang-orang kaget,” kata Joasis kepada BBC News Indonesia. Namun seiring berkembangnya temuan-temuan polisi, lalu ditambah keterangan keluarga korban yang meragukan “kelaparan” sebagai pemicunya, muncul ruang kosong yang menyisakan misteri.
Ruang kosong itulah, yang kata pengamat media dari Universitas Gadjah Mada, Wisnu Prasetya, menjadi “sumber konspirasi” yang belum dapat dibuktikan. Menurut Wisnu, spekulasi-spekulasi liar itu banyak muncul di media sosial. Mulai dari mengaitkan kasus ini dengan sekte tertentu sampai menyandingkannya dengan kasus kematian Burari di India.”Spekulasi-spekulasi itu hanya bisa diungkap dengan penyidikan polisi yang transparan dan akuntabel. Meskipun tidak akan menghilangkan spekulasinya sama sekali, tapi setidaknya meminimalisir,” jelas Wisnu. Wisnu juga mengingatkan media-media arus utama untuk “tidak terjebak dalam spekulasi” itu dalam memberitakan peristiwa ini.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengaku telah menemukan “titik terang” dalam penyidikan kasus ini, meski belum membeberkannya lebih lanjut.Secara terpisah, Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto juga mengatakan bahwa ditemukan beberapa buku berisi ajaran sejumlah agama di rumah keluarga tersebut. “Melihat adanya hal-hal yang tidak biasa, seperti korban menutup diri dari keluarga, menggunakan alas kaki ditutup plastik, tidak mau ada listrik dan tidak ada makanan di TKP, maka temuan buku-buku menjadi penting untuk didalami,” kata Benny.
Namun untuk memastikan apakah temuan-temuan itu terkait dengan kematian mereka, Benny menuturkan Mahjong Slot penyidik masih akan menunggu pemeriksaan dan pembuktian lebih lanjut. Masih kepada Detik.com pada Selasa, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya juga mengatakan bahwa penyebab kematian keempat orang ini “bukan karena kelaparan”. Pekan lalu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce mengatakan bahwa hasil autopsi terhadap empat jenazah itu menunjukkan “tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan”. Selain itu, pemeriksaan juga menunjukkan bahwa “dari lambung mayat-mayat itu tidak ada makanan”. “Jadi bisa diduga berdasarkan dari pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena ditemukan dari otot-otot sudah mengecil,” Keempat mayat itu diduga mengalami dehidrasi, sehingga ditemukan dalam kondisi “mengering”. Belakangan, polisi mengatakan menemukan bungkus makanan di rumah tempat kejadian perkara.